Pengertian dan Peranan Lumut Kerak

Pada tahun 1883, Gunung Krakatau yang terletak di Pulau Krakatau meletus. Setelah itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman mencapai rata-rata 30 meter. Setahun setelah letusan, pulau itu hanya merupakan `gurun` tanpa kehidupan tumbuhan. Kini, bila kita melintasi Pulau Krakatau akan kita lihat sebuah pulau dengan hutan yang sangat rindang. Terdapat lebih dari 270 macam tumbuhan yang hidup subur di dalamnya. Bagaimana sebuah lahan yang semula gundul tanpa kehidupan dapat berubah menjadi hutan yang sarat dengan berbagai jenis mahluk hidup? Tentunya ada mekanisme tertentu yang mampu merubah keadaan tersebut. Perubahan tersebut pasti memakan waktu yang cukup lama dan terjadi secara bertahap. Permasalahannya, jenis tumbuhan apa yang pertama kali mampu hidup pada lahan tandus tersebut?

Untuk tumbuh dengan baik pada umumnya tanaman membutuhkan tanah yang subur yang mengandung cukup unsur organik. Pada kasus gunung meletus, hampir seluruh organisme yang ada mengalami kepunahan. Setelah letusan, hanya tertinggal bebatuan tanpa tanah.


Awal pembentukan tanah merupakan akibat adanya tumbuhan perintis. Tumbuhan perintis adalah species yang tangguh, mampu hidup pada lahan yang ekstrim atau kritis seperti gurun, bebatuan dan daerah kutub. Contoh tumbuhan perintis adalah "Lumut Kerak". Bila melekat pada bebatuan, lumut kerak akan mengeluarkan zat asam yang mengubah permukaan batu menjadi lapisan lumpur. Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan lumut kerak akan mengurangi kegiatan hidupnya dengan membentuk penebalan berupa selaput humus yang mengandung zat organik.

Melalui penguraian mikroba, selaput humus tersebut diuraikan menjadi unsur hara. Campuran lapisan lumpur dengan unsur hara. Campuran lapisan lumpur dengan unsur hara berangsur-angsur akan membentuk tanah. Sesudah tanah terbentuk, terciptalah kehidupan baru yang memungkinkan species lain dapat memasuki daerah itu. Tumbuhan bunga semusim yang bersifat gulma sering merupakan jenis berikutnya yang menyerbu habitat itu. Seiring dengan keadaan tanah yang mulai membaik, maka menyusul tanaman menahun semisal rerumputan.

Apabila daerah tersebut dibiarkan tidak terganggu, maka lambat laun tempat tersebut akan membentuk ekosistem tertentu yang meliputi berbagai macam komunitas. Proses pembentukan ekosistem seperti di atas disebut "SUKSESI" dan tumbuhan yang pertama mampu/dapat hidup dinamakan "Tumbuhan Perintis".
Sisa dari species tersebut sesudah mati akan diurai, memberi manfaat pada kesuburan tanah yang lambat laun sampai pada titik yang mampu menopang pertumbuhan species yang lebih tinggi, seperti perdu dan pohon menahun.


Pengertian Lumut Kerak
Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Bagaimana simbiosis jamur dan alga ini hidup di tempat ekstrim yang mahluk hidup lain tidak mampu hidup, bahkan jamur dan ganggang tersebut hidup terpisah?

Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.

Morfologi Lumut Kerak
Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang dikenal sebagai :

1. Feliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika. Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan.

2. Crostose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.

3. Squmulose
Campuran bentuk kerak dan daun.

4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan.

5. Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah.


 Anatomi Lumut Kerak
Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah  mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur  yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa.

Secara garis besar susunan tubuh lumut kerak dapat dibedakan menjadi 3 lapisan.

1. Lapisan Luar (korteks)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh.
2. Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan berfotosintesis.
3. Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembang-biakan.

Pada kelompok lumut kerak berdaun (feliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.

Reproduksi Lumut Kerak
Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.

1. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa angin atau air dan tumbuh di tempat lain. Fregmentasi adalah terlepasnya bagian tubuh untuk menjadi organisme baru.

2. Reproduksi Genetatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai.
Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.
Peranan Lumut Kerak

Peranan lumut kerak bagi manusia

1. Sebagai tumbuhan perintis

Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.

2. Membantu siklus nitrogen

Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.

3. Sebagai indikator lingkungan

Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena pencemaran.

4. Peranan lain dari lumut kerak

Peranan lain dari lumut kerak

Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker.
Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat merugikan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi Borobudur dan candicandi lainnya.

Mau Berlangganan Contoh Surat Terbaru dari Kami?