Proses Pembentukan Tulang Pada Manusia

Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6 – 7 minggu dan berlangsung sampai dewasa sekitar umur 30-35 tahun. Berikut adalah gambaran pembentukan tulang: Dari grafik, massa tulang mulai tumbuh sejak usia 0. Sampai usia 30-35 tahun (tergantung indvidu) pertembuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi di umur itulah tercapai puncak massa tulang manusia.

Bila dari awal proses pertumbuhan asupan kalsium selalu terjaga, maka tercapailah puncak massa tulang yang maksimal. Tapi bila dari awal pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta gizi yang seimbang, maka puncak massa tulang tidak masimal. Pada usia 0-30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada massa ini tercipta atau terbetuk model tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia 30-3 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda.

Secara alami, setelah pembetukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Hal ini bisa dicegah dengan menjaga asupan kaslium setelah tercapainya ouncak massa tulang. Dengan supan kalsium 800-1200 mg per hari, puncak massa tulang ini bisa dipertahankan. Tujuannya adalah untuk mencegah penurunan massa tulang, dimana penurunan massa tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami osteoporosis. Osteoporosis lebih baik dicegah dengan cara asupan kalsium yang cukup setelah usia 30 atau 35 tahun.

Dalam proses pembentukan tulang, tulang mengalami regenerasi, yaitu pergantian tulang-tulang yang sduah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda, proses ini berjalan seimbang sehingga terbentuk puncak massa tulang. Setelah terbentuk puncak massa tulang, tulang masih mengalami pergantian tulang yang sudah tua dengan tulang yang masih muda, tapi proses ini tidak berjalan seimbang dimana tulang yang diserap untuk diganti lebih banyak dari tulang yang akan menggantikan, maka terjadi penurunan massa tulang, dan bila keadaan ini berjalan terus menerus, maka akan terjadi osteoporosis.
Proses terbentuknya tulang terjadi dengan dua cara,

a)      Osifikasi intra membrane

Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intrammebrane.

b)     Osifikasi endokondral

Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggungjawab pada pembentukan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul di bagian tengah dari tulang rawan yang disbeut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada mtariks tulang.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago) à pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah tulang rawan merangsang sel-sel perichondrium à osteoblas à lapisan tulang kompakta perichondrium à periosteum.
         
Bersamaan dengan proses tersebut, pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebbakan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
         
Pada tahap selanjutnya, pembuluh darah akan memasuki daerah ephiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan di kedua ujung ephiphise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di atas epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
         
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang di daerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan  pada  yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru did aerah permukaan.
  • Proses pembentukan tulang
  • Pembuluh darah menembus perichondrium
  • merangsang
  • Perichondrium berubah menjadi osteoblast
  • Osteoblas membentuk tulang kompakta (perichondrium berubah menjadi periosteum)
  • Terbentuk diafisis di bagian dalam tulang rawan
  • Tulang rawan pecah, kematian sel-sel tulang rawan
  • Degenerasi
  • Pembuluh darah masuk
  • Terbentuk rongga sumsum tulang
  • Terbentuk epifisis

Mau Berlangganan Contoh Surat Terbaru dari Kami?