Pengertian Asma dan Penyebab Asma

Sistem respirasi pada manusia mulai berfungsi ketika bayi menangis sesaat sesudah dilahirkan. Pada saat menangis itulah, bayi menarik nafas dan terisilah paru-paru dengan udara pernafasan. Udara yang masuk ke paru-paru akan melewati saluran pernafasan mulai dari hidung, laring, trakea, bronkus, bronkeolus, dan alveolus. Gangguan pada saluran pernafasan menyebabkan terhambatnya aliran udara sampai ke paru-paru. Salah satu jenis gangguan tersebut adalah asma, yang dapat menyerang segala usia dan muncul kapan saja.

Apa yang Anda ketahui tentang asma?

Asma adalah suatu penyakit yang disertai gejala sesak napas, bunyi `ngik-ngik` (mengi/wheezing) dan batuk. Penyakit asma dapat timbul sewaktu-waktu tetapi dapat hilang kembali secara spontan atau dibantu dengan obat-obatan tertentu.

Mengapa penderita asma mengalami sesak napas dan mengi?

Hal ini terjadi karena menyempitnya saluran napas menyempit, maka aliran udara pada saluran napas terhambat sehingga sulit bernapas dan timbul bunyi ngik-ngik ketika menghembuskan napas. Penyempitan ini diakibatkan beberapa pemicu yaitu alergen, cuaca, polutan, stres, infeksi saluran napas dan rokok. Faktor-faktor pemicu tersebut dapat menimbulkan serangan asma sewaktu-waktu.

Saluran Pernapasan
Saluran pernapasan terdiri atas:

1. Rongga hidung
Udara disaring oleh buku-buku dan karena kontak dengan permukaan lendir yang dilalui maka udara menjadi hangat.

2. Faring (tekak)
Faring adalah pipa berotot letaknya di belakang rongga hidung dan rongga mulut.

3. Laring
Laring terdiri atas tulang rawan tiroid,  tulang rawan krikoid, di atas tulang  rawan tiroid terdapat epiglotis yang membantu menutup laring pada waktu menelan.

 4. Trakea (Batang Tenggorok)
Panjangnya kira-kira 9 cm, diameter +- 2,5 cm. Tersusun atas 16 -20 cincin tulang rawan. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Silia berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk saluran pernapasan.

5.  Bronkis
Bronkis merupakan percabangan trakea bercabang menjadi bagian kanan dan kiri. Panjang +- 5 cm, diameter 11 - 13 mm. Struktur lapisan mikosa bronkus sama dengan trakea. Bronkus bercabang-cabang menjadi bronkeolus. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan. Bronkeolus berakhir pada kantung udara (alveolus).

6. Alveolus
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil terdiri atas selapis sel epitel pipih dan banyak bermuara kapiler darah yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.

Penyebab Asma
Sifat khas penderita asma, yaitu:

Sangat peka terhadap berbagai rangsangan.
Adanya rangsangan yang cukup kuat pada saluran napas yang sangat peka  tersebut. Rangsangan ini disebut faktor pencetus.

Faktor penyebab asma, yaitu:

  • Alergen
  • Infeksi Saluran Napas
  • Perubahan Lingkungan atau Suhu
  • Ketegangan Jiwa


Alergen
Alergen adalah zat yang menimbulkan reaksi alergi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, suntikkan dan hirupan. Contoh alergen adalah debu rumah, tungau debu rumah dan spora jamur. Alergen masuk terhisap, merangsang limfosit sel B menghasilkan zat anti yang disebut imunoglobin F (Ig E). Ig E menempel pada mastosit (mastosit berperanan penting dalam reaksi alergi terutama di saluran napas) Kemudian mastosit yang berikatan dengan Ig E mengeluarkan zat kimia disebut mediator. Mediator yang dilepas dirongga hidung meyebabkan penderita bersin-bersin dan pilek. Sedangkan yang dilepaskan di saluran napas menyebabkan otot saluran napas mengkerut, produksi lendir meningkat, selaput lendir saluran napas membengkak. Sel peradangan berkumpul di sekitar saluran napas. Akibatnya terjadi penyempitan saluran napas dan susah bernapas.


Infeksi saluran Napas 
Infeksi yang menyerang saluran napas biasanya virus influenza. Jika infeksi cukup berat, maka kemungkinan mendapat serangan asma makin besar. Respon tubuh terhadap segala jenis serangan dari luar yaitu timbulnya radang. Salah satu akibat radang adalah timbulnya pembengkakan, karena berkumpulnya cairan sehingga saluran pernapasan terhambat karena semakin banyak lendir berkumpul di saluran pernapasan yang sempit.

Perubahan lingkungan atau suhu.
Penderita asma sangat peka terhadap udara dingin. Hal ini terjadi karena upaya untuk menyesuaikandiri dengan suhu lingkungan yang lebih rendah, sehingga otot saluran napas kontraksi. Akibatnya terjadi sesak napas.

Ketegangan Jiwa
Walaupun sulit dibuktikan, tetapi stres dan emosi memegang peranan sebagai penyebab asma. Selain itu stres bisa juga memperberat serangan asma yang sudah ada. Stres meningkatkan peran saraf parasimpatik.  Saraf parasimpatik mempengaruhi otot bronkus/bronkeolus mengeluarkan asetilkolin --- mempersempit saluran napas. Jadi di samping gejala asma yang timbul harus diobati, penderita asma yang mengalami tekanan jiwa perlu mendapat nasehat agar meyelesaikan masalah pribadinya. Pernapasan kita dikendalikan oleh sistem saraf otinom yaitu saraf simpatik dan parasimpatik dari sistem saraf otonom. Tekanan jiwa diperkirakan mengganggu fungsi saraf parasimpatik tersebut.

Mau Berlangganan Contoh Surat Terbaru dari Kami?