Sejarah Perkembangan Sosiologi
Bapak sosiologi adalah Auguste Comte, seorang ahli filsafat dari prancis yang lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun 1853. Sebenarnya pada akhir abad pertengahan ibnu khaldun (1332-1406), yang mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian social dan pristiwa-pristiwa sejarah karena jauh sebelum comte ia telah mengemukakan tentang prinsip-prinsip sosiologi dalam bukunya berjudul “Muqodimah” . Auguste Comte mencetuskan pertama kali nama sociology dalam bukunya yang berjudul “Positive Philoshopy” yang terbit pada tahun 1838.
Comte menganggap bahwa semua penelitian tentang masyarakat telah mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh karenannya ia menyarankan semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu yang berdiri sendiri, selepas dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte yang dianggap baru pada waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta spekulasi. Disamping mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal dari filsafat masyarakat ini, Comte juga merupakan orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup da nisi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya. Dalam sistematika Comte, sosiologi terdiri atas dua bagian besar, yaitu sosiologi static dan sosiologi dinamik. Sosiologi static diibaratkan dengan anatomi social/masyarakat, sedangkan sosiologi dinamik berbicara tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Istilah sosiologi menjadi lebih popular setelah setengah abad kemudian berkat jasa Herbert Spencer, ilmuan inggris, yang menulis buku yang berjudul “Principles of Sociology” (1876), yang mengulas tentang sistematika penelitian masyarakat. Perkembangan sosiologi semakin mantap , setelah pada tahun 1895 seorang ilmuan prancis yang bernama Emmile Durkheim menerbitkan buku yang berjudul “Rules Of Sociological Method”. Dalam bukunya yang melambungkan namanya itu, Durkheim menguraikan tentang pentingnya Metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif didalam sosiologi untuk meneliti fakta social. Misalnya dalam kasus bunuh diri (suicide). Bayak pihak kemudian mengakui bahwa Durkheim sebagai “Bapak Metodologi Sosiologi” Durkheim bukan saja mampu melambungkan perkembangan sosiologi di Prancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan ilmiah (sains) yag terukur, dapat diuji dan objektif.
Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber, Pendekatan yang digunakan Weber berbeda dai Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi dan teknik-teknik pengukuran kuantitatif dari pengaruh faktor-faktor eksternal individu. Wever lebih menekankan pada pemahaman ditingkat makna dan mencoba mencari penjelasan pada faktor-faktor internal individu. Misalnya tentang tindakan social. Tindakan social merupakan perilaku individu yag diorientasi kepada pihak lain, tetapi bermakna subjektif bagi actor atau pelakunya. Makna sebernarnya dari suatu tindakan hanya dimengerti oleh pelakunya.
Itulah artikel Sejarah Perkembangan Sosiologi, semoga dengan artikel diatas dapat menambah pemahan anda tentang perkembangan sosiologi.
Bapak sosiologi adalah Auguste Comte, seorang ahli filsafat dari prancis yang lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun 1853. Sebenarnya pada akhir abad pertengahan ibnu khaldun (1332-1406), yang mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian social dan pristiwa-pristiwa sejarah karena jauh sebelum comte ia telah mengemukakan tentang prinsip-prinsip sosiologi dalam bukunya berjudul “Muqodimah” . Auguste Comte mencetuskan pertama kali nama sociology dalam bukunya yang berjudul “Positive Philoshopy” yang terbit pada tahun 1838.
Comte menganggap bahwa semua penelitian tentang masyarakat telah mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh karenannya ia menyarankan semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu yang berdiri sendiri, selepas dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte yang dianggap baru pada waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta spekulasi. Disamping mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal dari filsafat masyarakat ini, Comte juga merupakan orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup da nisi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya. Dalam sistematika Comte, sosiologi terdiri atas dua bagian besar, yaitu sosiologi static dan sosiologi dinamik. Sosiologi static diibaratkan dengan anatomi social/masyarakat, sedangkan sosiologi dinamik berbicara tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Uji Pendapat
1. Bagaimana perkembangan sosiologi di Indonesia ?
2. Sebutkan sosiolog yang berperan dalam perkembangan sosiologi di Indonesia !
3. Mengapa sosiologi dikatagorikan sebagai ilmu yang cukup baru ?
Istilah sosiologi menjadi lebih popular setelah setengah abad kemudian berkat jasa Herbert Spencer, ilmuan inggris, yang menulis buku yang berjudul “Principles of Sociology” (1876), yang mengulas tentang sistematika penelitian masyarakat. Perkembangan sosiologi semakin mantap , setelah pada tahun 1895 seorang ilmuan prancis yang bernama Emmile Durkheim menerbitkan buku yang berjudul “Rules Of Sociological Method”. Dalam bukunya yang melambungkan namanya itu, Durkheim menguraikan tentang pentingnya Metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif didalam sosiologi untuk meneliti fakta social. Misalnya dalam kasus bunuh diri (suicide). Bayak pihak kemudian mengakui bahwa Durkheim sebagai “Bapak Metodologi Sosiologi” Durkheim bukan saja mampu melambungkan perkembangan sosiologi di Prancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan ilmiah (sains) yag terukur, dapat diuji dan objektif.
Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber, Pendekatan yang digunakan Weber berbeda dai Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi dan teknik-teknik pengukuran kuantitatif dari pengaruh faktor-faktor eksternal individu. Wever lebih menekankan pada pemahaman ditingkat makna dan mencoba mencari penjelasan pada faktor-faktor internal individu. Misalnya tentang tindakan social. Tindakan social merupakan perilaku individu yag diorientasi kepada pihak lain, tetapi bermakna subjektif bagi actor atau pelakunya. Makna sebernarnya dari suatu tindakan hanya dimengerti oleh pelakunya.
Itulah artikel Sejarah Perkembangan Sosiologi, semoga dengan artikel diatas dapat menambah pemahan anda tentang perkembangan sosiologi.