Protozoa yang menyerupai tumbuhan meliputi kelompok ganggang eukariotik. Kesamaan ciri dengan tumbuhan adalah mempunyai klorofil sehingga bersifat autotrof.
Namun ganggang ini tidak dimasukkan dalam kingdom Plantae karena belum mempunyai diferensiasi sel yaitu belum memiliki akar, batang, dan daun (semua bagian disebut talus).
Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 spesies ganggang yang kebanyakan hidup di laut. Ganggang dijumpai di tempat yang lembab, cukup cahaya, dan nutrien. Beberapa jenis hidup di daerah kutub dan ada pula yang hidup di sumber air panas yang bersuhu 70°C, meskipun suhu optimum untuk ganggang termofilik antara 50° – 54°C.
Beberapa ganggang beradaptasi untuk dapat hidup di tanah lembap, di kulit-kulit pohon, bahkan permukaan batuan. Sebagian besar ganggang adalah uniseluler yang hidup soliter dan berukuran mikroskopis, sebagian kecil hidup berkoloni, beberapa ada yang multiseluler dan makroskopis yang panjangnya mencapai beberapa meter.
Ganggang uniseluler yang hidup di laut menjadi bagian dari fitoplankton merupakan produsen/sumber makanan yang penting bagi organisme lain. Beberapa ganggang hidup bersimbiosis dengan organisme lain seperti Paramecium hijau, Infusoria, Foraminifera, Rotifera, Hydra, Coelenterata, dan siput.
Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe.
1. Ganggang uniseluler, hidup di perairan sebagai fitoplankton.
2. Ganggang berkoloni, dengan atau tanpa organisasi sel.
3. Ganggang berfilamen, yaitu hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang yang paling bawah membentuk perlekatan dengan substrat.
4. Ganggang multiseluler, mempunyai talus yang berukuran besar dan kompleks yaitu membentuk struktur serupa daun, batang, dan akar.
Sel ganggang mempunyai nukleus yang dibatasi oleh membran sel. Di bagian luar membran sel terdapat dinding sel yang tersusun atas selulosa. Beberapa ganggang dapat bergerak dengan flagela tunggal, berpasangan, atau bergerombol di permukaan sel. Di dalam sitoplasma ditemukan butir-butir pati, tetesan minyak, dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berbentuk pita atau seperti cakram. Ganggang mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin. Semua ganggang mempunyai klorofil a yang identik dengan klorofil tumbuhan tinggi.
Karotenoid pada ganggang ada dua macam yaitu karoten dan xantofil. Fikobilin pada ganggang juga terdapat dua jenis yaitu fikosianin dan fikoeritrin. Adanya pigmen selain klorofil ini menyebabkan warna klorofil dapat tertutupi sehingga tidak berwarna hijau, misalnya beberapa ganggang berwarna cokelat karena mempunyai xantofil dan karoten dalam jumlah besar. Ganggang yang lain berwarna merah keunguan karena mengandung fikobilin. Ganggang menyimpan berbagai produk makanan hasil fotosintesis sebagai granula di dalam sel. Cadangan makanan ini dapat berupa pati, lemak, atau dalam bentuk lain.
Ganggang berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, fragmentasi, dan membentuk spora. Selain itu ganggang juga dapat berkembangbiak membentuk akinet, yaitu sel-sel vegetatif yang berdinding tebal yang terbentuk karena lingkungan yang tidak menguntungkan. Ketika kondisi lingkungan membaik, akinet berkecambah dan tumbuh menjadi ganggang yang baru. Spora aseksualnya berflagela dan dapat bergerak yang disebut zoospora. Pada ganggang yang hidup di darat spora ini tidak dapat bergerak yang disebut aplanospora. Reproduksi seksual pada ganggang berlangsung dengan konjugasi gamet sehingga dihasilkan zigot.
Jika gamet-gamet yang bersatu bentuknya sama, dinamakan isogami. Jika gamet ukurannya tidak sama, proses itu disebut heterogami/anisogami. Pada ganggang yang lebih tinggi, sel-sel seksual dapat dibedakan dengan mudah. Sel telur/ovum berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan/sel sperma bentuknya kecil dan aktif bergerak. Proses seksual seperti ini disebut oogami. Gamet jantan dan betina dapat dihasilkan pada individu yang sama maka jenis itu disebut ganggang biseksual. Jika gamet jantan dan gamet betina dibentuk oleh individu yang berbeda maka jenis itu disebut ganggang uniseksual.
Peranan ganggang dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
1. Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan.
2. Merupakan produsen penting di perairan (fitoplankton) yang penting.
3. Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh bakteri aerob.
4. Menghasilkan bahan industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom, algin, keragen, agar-agar, vitamin, dan protein. Di Jepang, Porphyra (ganggang merah) digunakan sebagai bahan pangan.
5. Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan ketika ganggang terdekomposisi pada saat terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang sangat padat hingga menutupi permukaan perairan. Gymnodinium dan Gonyaulax menghasilkan neurotoksin yang mematikan binatang akuatik.
6. Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yang menyerang manusia yaitu dapat menyebabkan peradangan persendian. Beberapa ganggang yang terbawa udara menyebabkan alergi.
7. Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh kopi, lada, cengkeh, jeruk, dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak kerusakan. Ganggang diklasifikasikan menjadi tujuh filum.
Namun ganggang ini tidak dimasukkan dalam kingdom Plantae karena belum mempunyai diferensiasi sel yaitu belum memiliki akar, batang, dan daun (semua bagian disebut talus).
Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 spesies ganggang yang kebanyakan hidup di laut. Ganggang dijumpai di tempat yang lembab, cukup cahaya, dan nutrien. Beberapa jenis hidup di daerah kutub dan ada pula yang hidup di sumber air panas yang bersuhu 70°C, meskipun suhu optimum untuk ganggang termofilik antara 50° – 54°C.
Beberapa ganggang beradaptasi untuk dapat hidup di tanah lembap, di kulit-kulit pohon, bahkan permukaan batuan. Sebagian besar ganggang adalah uniseluler yang hidup soliter dan berukuran mikroskopis, sebagian kecil hidup berkoloni, beberapa ada yang multiseluler dan makroskopis yang panjangnya mencapai beberapa meter.
Ganggang uniseluler yang hidup di laut menjadi bagian dari fitoplankton merupakan produsen/sumber makanan yang penting bagi organisme lain. Beberapa ganggang hidup bersimbiosis dengan organisme lain seperti Paramecium hijau, Infusoria, Foraminifera, Rotifera, Hydra, Coelenterata, dan siput.
Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe.
1. Ganggang uniseluler, hidup di perairan sebagai fitoplankton.
2. Ganggang berkoloni, dengan atau tanpa organisasi sel.
3. Ganggang berfilamen, yaitu hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang yang paling bawah membentuk perlekatan dengan substrat.
4. Ganggang multiseluler, mempunyai talus yang berukuran besar dan kompleks yaitu membentuk struktur serupa daun, batang, dan akar.
Sel ganggang mempunyai nukleus yang dibatasi oleh membran sel. Di bagian luar membran sel terdapat dinding sel yang tersusun atas selulosa. Beberapa ganggang dapat bergerak dengan flagela tunggal, berpasangan, atau bergerombol di permukaan sel. Di dalam sitoplasma ditemukan butir-butir pati, tetesan minyak, dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berbentuk pita atau seperti cakram. Ganggang mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin. Semua ganggang mempunyai klorofil a yang identik dengan klorofil tumbuhan tinggi.
Karotenoid pada ganggang ada dua macam yaitu karoten dan xantofil. Fikobilin pada ganggang juga terdapat dua jenis yaitu fikosianin dan fikoeritrin. Adanya pigmen selain klorofil ini menyebabkan warna klorofil dapat tertutupi sehingga tidak berwarna hijau, misalnya beberapa ganggang berwarna cokelat karena mempunyai xantofil dan karoten dalam jumlah besar. Ganggang yang lain berwarna merah keunguan karena mengandung fikobilin. Ganggang menyimpan berbagai produk makanan hasil fotosintesis sebagai granula di dalam sel. Cadangan makanan ini dapat berupa pati, lemak, atau dalam bentuk lain.
Ganggang berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, fragmentasi, dan membentuk spora. Selain itu ganggang juga dapat berkembangbiak membentuk akinet, yaitu sel-sel vegetatif yang berdinding tebal yang terbentuk karena lingkungan yang tidak menguntungkan. Ketika kondisi lingkungan membaik, akinet berkecambah dan tumbuh menjadi ganggang yang baru. Spora aseksualnya berflagela dan dapat bergerak yang disebut zoospora. Pada ganggang yang hidup di darat spora ini tidak dapat bergerak yang disebut aplanospora. Reproduksi seksual pada ganggang berlangsung dengan konjugasi gamet sehingga dihasilkan zigot.
Jika gamet-gamet yang bersatu bentuknya sama, dinamakan isogami. Jika gamet ukurannya tidak sama, proses itu disebut heterogami/anisogami. Pada ganggang yang lebih tinggi, sel-sel seksual dapat dibedakan dengan mudah. Sel telur/ovum berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan/sel sperma bentuknya kecil dan aktif bergerak. Proses seksual seperti ini disebut oogami. Gamet jantan dan betina dapat dihasilkan pada individu yang sama maka jenis itu disebut ganggang biseksual. Jika gamet jantan dan gamet betina dibentuk oleh individu yang berbeda maka jenis itu disebut ganggang uniseksual.
Peranan ganggang dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
1. Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan.
2. Merupakan produsen penting di perairan (fitoplankton) yang penting.
3. Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh bakteri aerob.
4. Menghasilkan bahan industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom, algin, keragen, agar-agar, vitamin, dan protein. Di Jepang, Porphyra (ganggang merah) digunakan sebagai bahan pangan.
5. Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan ketika ganggang terdekomposisi pada saat terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang sangat padat hingga menutupi permukaan perairan. Gymnodinium dan Gonyaulax menghasilkan neurotoksin yang mematikan binatang akuatik.
6. Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yang menyerang manusia yaitu dapat menyebabkan peradangan persendian. Beberapa ganggang yang terbawa udara menyebabkan alergi.
7. Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh kopi, lada, cengkeh, jeruk, dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak kerusakan. Ganggang diklasifikasikan menjadi tujuh filum.