Contoh ganggang hijau adalah Chlamydomonas, Volvox, Protococcus, Spyrogyra, Ulothrix, Oedogonium, Chlorella, Chlorococcum, Ulva, dan Chara.
a. Chlamydomonas
Chlamydomonas merupakan ganggang hijau uniseluler yang berflagela. Berukuran antara 3 – 30 mikrometer, sering ditemukan di air tawar yang tergenang. Selnya berbentuk menyerupai bola agak lonjong dengan dinding sel dari bahan selulosa. Dua flagela muncul dari ujung depan sel. Mempunyai kloroplas tunggal berbentuk mangkuk yang hampir mengisi seluruh ruangan di dalam sel. Satu atau beberapa butir pirenoid ditemukan di dalam sitoplasma.
Chlamydomonas mempunyai bintik mata yang mengandung pigmen kemerahan terletak di pangkal flagela yang disebut stigma. Bintik mata ini peka terhadap cahaya. Vakuola kontraktil terletak di dekat flagela yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan air guna menjaga kestabilan tekanan osmotis sel. Chlamydomonas bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan isogami. Ketika akan membelah diri, flagela menghilang dan terbentuk kembali setelah sel anak dilepaskan dari sel induk.
b. Volvox
Volvok merupakan ganggang hijau berkoloni yang sering ditemukan di telaga dan danau. Koloninya berbentuk bola cukup besar sehingga tampak dengan mata telanjang. Sel-sel dalam koloni Volvox berjumlah antara 500 sampai sekitar 20.000 sel, Sel-sel tersebut tersusun dalam selaput tipis yang berfungsi sebagai kulit suatu bola berlubang. Bagian dalam koloni terisi dengan cairan berlendir dan seluruh sel dalam koloni diliputi oleh pembungkus seperti gelatin. Setiap sel sekelilingnya melalui untaian sitoplasma. Setiap sel Volvox dalam keadaan bebas sangat mirip dengan Chlamydomonas.
Volvox dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dengan membentuk beberapa koloni kecil di dalam bola. Koloni ini berkembang dengan serangkaian pembelahan sel yang bergerak bebas di dalam koloni induk. Koloni-koloni baru akan melepaskan diri bersamaan dengan hancurnya koloni induk. Reproduksi seksual Volvox bersifat oogami. Beberapa sel dalam koloni membesar dan menghasilkan telur-telur yang tak bergerak.
Beberapa sel yang lain menghasilkan banyak sperma motil yang akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, zigot membesar dan membentuk dinding tebal. Zigot dibebaskan dari koloni sel induk bersamaan dengan hancurnya koloni. Zigot kemudian tumbuh dan membelah berulang-ulang membentuk koloni baru.
c. Spirogyra
Spirogyra merupakan ganggang berfilamen yang berukuran besar dan mempunyai daerah penyebaran yang luas. Spirogyra dapat dijumpai di permukaan kolam atau sungai yang alirannya tenang. Sel-sel Spirogyra tumbuh dalam filamen/benang-benang yang tidak bercabang, setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berpilin. Di dalam kloroplas terdapat pirenoid yang letaknya beraturan, biasanya dikelilingi oleh butiran-butiran pati.
Spirogyra dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi benang-benang, yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi ganggang baru. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi. Dua filamen yang berdekatan akan berhubungan, dan membentuk tabung konjugasi. Seluruh isi salah satu sel (gamet pemberi) bergerak melalui tabung konjugasi untuk bersatu dengan protoplas sel yang lain (gamet penerima). Peleburan gamet menghasilkan zigospora bulat. Jika dinding sel induk larut, zigospora ini dilepaskan dan dapat berkecambah dan tumbuh membentuk filamen baru.
Chlorophyta atau ganggang hijau terdiri dari ± 7.000 jenis yang hidup di perairan maupun di darat. Sejumlah ganggang hijau hidup di air laut, namun sebagian besar hidup di air tawar. Ganggang hijau ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni. Bentuk selnya bermacam-macam.
Ganggang hijau uniseluler dapat bergerak bebas karena memiliki flagela. Beberapa jenis ganggang hijau yang berkoloni mempunyai alat pelekat pada substrat yang membantu melekat kuat pada bebatuan/substrat lain di dasar perairan. Contoh koloni Chlorophyta dengan jamur adalah lumut kerak.
Dinding sel ganggang hijau tersusun dari selulosa. Sitoplasma mengandung vakuola yang besar. Di dalam sitoplasma terdapat sebutir kloroplas atau lebih. Di dalam kloroplas sering berisi protein cadangan yang disebut pirenoid yang merupakan pusat pembentukan tepung atau pati. Ganggang hijau berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri dan membentuk spora aseksual berflagela dan secara seksual dengan isogami dan heterogami.
a. Chlamydomonas
Chlamydomonas merupakan ganggang hijau uniseluler yang berflagela. Berukuran antara 3 – 30 mikrometer, sering ditemukan di air tawar yang tergenang. Selnya berbentuk menyerupai bola agak lonjong dengan dinding sel dari bahan selulosa. Dua flagela muncul dari ujung depan sel. Mempunyai kloroplas tunggal berbentuk mangkuk yang hampir mengisi seluruh ruangan di dalam sel. Satu atau beberapa butir pirenoid ditemukan di dalam sitoplasma.
Chlamydomonas mempunyai bintik mata yang mengandung pigmen kemerahan terletak di pangkal flagela yang disebut stigma. Bintik mata ini peka terhadap cahaya. Vakuola kontraktil terletak di dekat flagela yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan air guna menjaga kestabilan tekanan osmotis sel. Chlamydomonas bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan isogami. Ketika akan membelah diri, flagela menghilang dan terbentuk kembali setelah sel anak dilepaskan dari sel induk.
b. Volvox
Volvok merupakan ganggang hijau berkoloni yang sering ditemukan di telaga dan danau. Koloninya berbentuk bola cukup besar sehingga tampak dengan mata telanjang. Sel-sel dalam koloni Volvox berjumlah antara 500 sampai sekitar 20.000 sel, Sel-sel tersebut tersusun dalam selaput tipis yang berfungsi sebagai kulit suatu bola berlubang. Bagian dalam koloni terisi dengan cairan berlendir dan seluruh sel dalam koloni diliputi oleh pembungkus seperti gelatin. Setiap sel sekelilingnya melalui untaian sitoplasma. Setiap sel Volvox dalam keadaan bebas sangat mirip dengan Chlamydomonas.
Volvox dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dengan membentuk beberapa koloni kecil di dalam bola. Koloni ini berkembang dengan serangkaian pembelahan sel yang bergerak bebas di dalam koloni induk. Koloni-koloni baru akan melepaskan diri bersamaan dengan hancurnya koloni induk. Reproduksi seksual Volvox bersifat oogami. Beberapa sel dalam koloni membesar dan menghasilkan telur-telur yang tak bergerak.
Beberapa sel yang lain menghasilkan banyak sperma motil yang akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, zigot membesar dan membentuk dinding tebal. Zigot dibebaskan dari koloni sel induk bersamaan dengan hancurnya koloni. Zigot kemudian tumbuh dan membelah berulang-ulang membentuk koloni baru.
c. Spirogyra
Spirogyra merupakan ganggang berfilamen yang berukuran besar dan mempunyai daerah penyebaran yang luas. Spirogyra dapat dijumpai di permukaan kolam atau sungai yang alirannya tenang. Sel-sel Spirogyra tumbuh dalam filamen/benang-benang yang tidak bercabang, setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berpilin. Di dalam kloroplas terdapat pirenoid yang letaknya beraturan, biasanya dikelilingi oleh butiran-butiran pati.
Spirogyra dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi benang-benang, yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi ganggang baru. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi. Dua filamen yang berdekatan akan berhubungan, dan membentuk tabung konjugasi. Seluruh isi salah satu sel (gamet pemberi) bergerak melalui tabung konjugasi untuk bersatu dengan protoplas sel yang lain (gamet penerima). Peleburan gamet menghasilkan zigospora bulat. Jika dinding sel induk larut, zigospora ini dilepaskan dan dapat berkecambah dan tumbuh membentuk filamen baru.
Chlorophyta atau ganggang hijau terdiri dari ± 7.000 jenis yang hidup di perairan maupun di darat. Sejumlah ganggang hijau hidup di air laut, namun sebagian besar hidup di air tawar. Ganggang hijau ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni. Bentuk selnya bermacam-macam.
Ganggang hijau uniseluler dapat bergerak bebas karena memiliki flagela. Beberapa jenis ganggang hijau yang berkoloni mempunyai alat pelekat pada substrat yang membantu melekat kuat pada bebatuan/substrat lain di dasar perairan. Contoh koloni Chlorophyta dengan jamur adalah lumut kerak.
Dinding sel ganggang hijau tersusun dari selulosa. Sitoplasma mengandung vakuola yang besar. Di dalam sitoplasma terdapat sebutir kloroplas atau lebih. Di dalam kloroplas sering berisi protein cadangan yang disebut pirenoid yang merupakan pusat pembentukan tepung atau pati. Ganggang hijau berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri dan membentuk spora aseksual berflagela dan secara seksual dengan isogami dan heterogami.
Semoga Bermamfaat